4 HARI 3 MALAM UNTUK MOMEN YANG TIDAK TERLUPAKAN
Dalam rangka memperingati hari pariwisata dunia, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) NHI Bandung menggelar acara besar dalam bidang pariwisata yaitu, Tourism Jamboree 2017. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 10 perguruan tinggi pariwisata se-Indonesia, bahkan ada beberapa peserta yang berasal dari negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina.
Saya, Nabila Fidy Thyssen, beserta dua teman kelas saya yang lain yaitu Naomi Lafirsta dan Faris Putra menjadi perwakilan dari Universitas Bina Nusantara (BINUS), Tourism Destination. Kami merasa sangat terhormat karena turut serta diundang dalam acara ini.
Tulisan ini menjadi cerita seru saya selama 4 hari 3 malam mengikuti kegiatan Tourism Jamboree 2017.
Hari 1: Keberangkatan dan Technical Meeting
Pada hari Kamis, tanggal 28 September 2017 kami bertiga berangkat ke kota Bandung dengan menggunakan angkutan ‘Travel’ pada jam 3 Sore dari area BINUS.
Setelah hampir 3 jam perjalanan, kami pun sampai di kota Bandung dan langsung menuju ke STP NHI Bandung.
Sesampainya disana, kami langsung disambut hangat dengan panitia Tourism Jamboree dan segara diarahkan menuju Dorm STP, tempat dimana kami akan menginap untuk semalam sebelum berangkat menuju kawasan konservasi gunung Masigit Kareumbi.
Setelah beristirahat kurang lebih selama 2 jam, kami dan para peserta Tourism Jamboree yang lain, diberitahukan untuk segera bersiap memakai seragam kebanggaan kami agar bisa langsung bergabung di acara technical meeting.
Dalam kegiatan technical meeting ini, saya dan dua teman saya yang lain terbagi dalam kelompok yang berbeda-beda. Dalam acara kegiatan ini kami dituntut untuk bisa beradaptasi dengan cepat dan mengenal satu sama lain dalam kurun waktu yang terbilang singkat.
Setelah acara selesai, saya kembali ke dorm untuk istirahat karena keesokan harinya kami semua harus siap untuk dapat memulai kegiatan pada jam 4 pagi.
Hari 2: Menuju Kawasan Konservasi Gunung Masigit Kareumbi dan Opening Ceremony
Jumat pagi, 29 September 2017, saya berangkat menuju kawasan konservasi gunung masigit kareumbi dengan menggunakan moda transportasi kereta api dan juga transportasi kendaraan umum setelahnya yaitu Angkutan Kota (Angkot).
Terdapat hal yang sangat menarik disini karena group yang sampai duluan ke kawasan Gunung Masigit Kareumbi akan mendapatkan nilai tambahan dikarenakan perjalanan dari stasiun kereta api Bandung atau Stasiun Hall ke daerah kawasan gunung Masigit Kareumbi masih membutuhkan waktu kurang lebihnya 2 jam dan juga biaya yang harus dikeluarkan berkisar Rp. 100.000,-.
Foto Di Stasiun Hall Bandung
Masing-masing group yang telah dibagi pada saat technical meeting harus mencari angkot dan supir yang sudah ditentukan oleh panitia, dan kami hanya diberikan sisa uang sebesar Rp. 20.000,- untuk mencari dan menaiki Angkot yang ada.
Keadaan ini mengharuskan saya dan kelompok saya mencari akal dengan bernegosiasi (tawar-menawar) agar bisa menaiki angkot tersebut. Keahlian kami untuk berinteraksi dan bernegosiasi dengan komunitas local diuji pada saat ini.
Foto Tawar Menawar Dengan Pemilik Angkot
Alhasil kami berhasil mencapai tujuan meskipun bukan menjadi group yang pertama tiba di destinasi tersebut. Sesampainya disana, kami langsung memasuki dan membereskan barang-barang bawaan kami di tenda-tenda yang sudah disediakan.
Selanjutnya, barulah dimulai acara opening ceremony pada tepat pukul 10.00 Pagi.
Pada acara opening ceremony, sambutan dari ketua panitia mengawali seluruh kegiatan ini. Penjelasan tentang bagaimana acara Tourism Jamboree ini terlaksanakan, visi dan misi, serta harapan untuk acara-acara yang akan selanjutnya dilakukan juga ikut dipaparkan.
Setelah acara opening ceremony selesai sekitar pukul setengah sebelas, kami dipersilahkan untuk istirahat, sholat, dan makan siang.
Mengawali kegiatan resmi selanjutnya adalah seminar yang dilakukan di tengah-tengah hutan. Seminar ini membahas dan berisikan tentang pentingnya dunia digital dan pariwisata, juga tentang bagaimana pariwisata berkelanjutan dapat menyelamatkan perekenomian suatu negara di masa depan, dan bagaimana pentingnya kekuatan komunitas dan kearifan lokal dalam bidang pariwisata.
Foto Kegiatan Seminar di Tengah Hutan
Selesai seminar, tadinya panitia berencana mengadakan kegiatan game untuk para peserta hingga waktu untuk beristirahat malam, namun sayangnya cuaca tidak mengijinkan, dikarenakan hujan lebat yang turun deras. Keadaan ini membuat kegiatan game tidak dapat terlaksana karena semua peserta harus bergegas kembali ke tenda masing masing dan menyelamatkan serta menyingkirkan barang-barang bawaan kami supaya tidak kebasahan.
Hari 3: Perlombaan dan Api Unggun
Sabtu, 30 September 2017. Kami mengawali hari dengan kegiatan lomba fun cooking dan juga men-design bendera kosong dengan gambar yang men-ciri khas kan Group kami.
Setelah kegiatan lomba selesai, kami pun memulai kegiatan lainnya yaitu perlombaan. Terdapat banyak sekali permainan dan perlombaan yang disuguhkan oleh panitia, contohnya seperti memanah, lomba estafet kelereng dengan bamboo, loncat seperti tarzan, dan masih banyak lagi. Dalam lomba-lomba tersebut, setiap group membutuhkan kekompakan dan juga kecermatan untuk menyelesaikannya.
Foto – Foto Pada Saat Kegiatan Lomba
Sayangnya, sekitar jam 4 sore semua kegiatan perlombaan harus dihentikan karena lagi dan lagi disebabkan oleh turunnya hujan. Setelah hujan mulai sedikit reda, mulailah panitia menyiapkan api unggun dan acara penutupan informal.
Di acara tersebut terdapat penampilan Disc Jockey (DJ) musik dan juga pertunjukan angklung. Acara ini sangat berkesan dan sangat menarik. Dapat saya bilang, momen yang ada di acara kegiatan hari ke 3 ini merupakan momen yang paling tak terlupakan dari seluruh acara Tourism Jamboree 2017.
Hari 4: Games dan Closing Ceremony
Hari terakhir, Minggu, 1 Oktober 2017. Di Pagi harinya kami mengadakan closing ceremony.
Pada kegiatan closing ceremony ini, beberapa universitas menunjukan perform terbaiknya, seperti menari, menyanyi, dan lainnya.
Setelah selesai, games terakhir pun dimulai. Perwakilan dari beberapa kelompok diharuskan untuk turun kedalam empang yang berada di dekat tenda, untuk mengambil ikan lalu yang kemudian akan dimasak dan dimakan bersama-sama oleh seluruh peserta.
Ketika selesai makan siang, kami pun bersiap untuk berfoto bersama-sama dan kembali ke STP NHI Bandung.
Foto Saya (paling kanan) dan Kedua Teman dari BINUS Sebelum Kepulangan
Akhirnya, kegiatan Tourism Jamboree 2017 benar benar berakhir setelah kami semua sampai kembali dimana kita memulai kegiatan ini pada 4 hari yang lalu.
Menurut saya, acara ini terbilang sukses dalam mengikat tali persaudaraan sesama mahasiswa/i Pariwisata se- Asia. Terlebih lagi, kesan saya mengikuti acara ini adalah, saya merasa mendapatkan banyak teman baru dan juga pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan. Selama acara ini saya dapat memahami segala tindakan-tindakan yang saya lakukan dapat mempengaruhi lingkungan sekitar, khususnya alam sekitar.
Didalam bidang pariwisata sendiri, saya jadi lebih memahami bagaimana keadaan sekarang dimana dunia digital sudah sangat erat kaitannya dengan kegiatan pariwisata, namun keberlangsungan dan pengaruh ‘lokal power’ juga sangatlah penting.
Yang paling penting, saya dapat lebih menghargai sesama dan tidak bertindak egois atau bertindak sesuai kemauan saya sendiri, tetapi lebih melihat apakah tindakan saya akan berpengaruh besar terhadap lingkungan sekitar.
4 hari 3 malam untuk International Tourism Jamboree 2017 boleh berakhir, tetapi pengalaman dan kenangan tidak akan terlupa!
Ditulis oleh: Nabila Fidy Thyssen (2001565756) Student of Tourism Department
Diedit oleh: IK
Comments :