Saya Weldy Limwirya, mahasiswa semester 2, Jurusan Pariwisata di Universitas Bina Nusantara (BINUS). Bersama teman-teman dan juga dosen pembimbing, kami terundang oleh Universitas Pelita Harapan (UPH) untuk menghadiri seminar akademis dengan tema Millenial’s Digital Tourism seperti yang tergambar dibawah ini.

 

Gambar 1. Seminar Nasional: Millenials’ Digital Tourism

 

Menurut saya, yang menjadi sangat spesial dari acara seminar yang diadakan di kampus D UPH, pada tanggal 8 April 2019, dari jam 09:30 hingga jam 13:00, ini adalah bahwa seminar ini dihadiri oleh pembicara- pembicara ahli dalam bidangnya masing – masing yang membahas kegiatan pariwisata dari sisi teknologi digital. Contoh, salah satunya adalah Dr. Frans Teguh yang bertugas di Kementrian Pariwisata (KEMENPAR) Republik Indonesia (RI) sebagai Asisten Deputi Manajemen Strategi. Lalu, Ibu Fajar Ayuningsih yang ahli dalam mempromosikan makanan lokal Indonesia dengan cara menghias makanannya dan mengabadikannya melalui media foto selain  juga sebagai penulis buku tentang makanan khas Indonesia. Dan ada juga, perintis Travacello, yaitu Bapak Jonathan Thamrin, pengusaha manajemen perjalanan pariwisata yang dijalankan secara on-line. Selain itu, General Manager (GM) Kompas Gramedia, Pak Jerry Udampo. Dan, Ibu Anike Widiyani yang ahli dalam bidang sumber daya manusia.

Materi dan diskusi yang dibawakan oleh kelima pembicara ini sangatlah menarik karena memberikan pengetahuan yang saya tidak diketahui sebelumnya dan juga membawa pikiran saya untuk berpikir lebih luas lagi tentang seluk beluk industri pariwisata saat ini. Apalagi, saya sangat terkesan dengan cerita yang dilontarkan oleh Bapak Jonathan Thamrin karena beliau memiliki jiwa menolong sesama yang sangat tinggi dengan cara membantu orang-orang lokal di tempat destinasi wisata yang membutuhkan. Pak Jonathan mengatakan bahwa “tuan rumah yang memiliki tanah, maka mereka-lah yang berhak mendapatkan hasil usaha kegiatan pariwisata, bukan orang luar kota ataupun luar negeri”.

Bapak Frans Teguh juga menerangkan tentang peran dunia digital yang berdampak besar pada kegiatan industri pariwisata. Ibu Fajar Ayuningsih mengajak kita semua untuk mulai mempromosikan makanan lokal agar dapat lebih dikenal oleh dunia luar selain dari usahanya beliau menerbitkan beberapa buku tentang kulinari local indonesia, salah satunya yaitu buku Masterchef.

Tidak ketinggalan, Bapak Jerry Udampo, menerangkan tentang kegunaan ‘big data’ (cara pengelolaan segala bentuk formasi secara sistematis) yang dapat digunakan untuk merekam semua kegiatan kepariwisataan yang kita lakukan melalui ‘gadget’ atau alat komunikasi apapun yang kita gunakan. Tidak lupa, beliau  juga memperingatkan sisi negative dan berhati-hati dalam penggunaan informasi melalui ‘gadget’ karena semua aktifitas yang kita lakukan terekam di dalam ‘big data’. Informasi ini dapat menjadi fatal jika kita salah menggunakannya ataupun dipergunakan oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab.

Terakhir, Ibu Anike memberitahukan kita bahwa ‘teknologi’ adalah sesuatu hal yang memiliki perkembangan dan perubahan tercepat selain daripada ‘individu’ yang berada di urutan kedua. Lalu, kegiatan ‘bisnis’ dan yang terakhir adalah ‘kebijakan’ yang dibuat.

Pada akhir seminar, saya yang masih baru dalam dunia pariwisata maupun diskusi tentang kepariwisataan, menjadi lebih mengerti tentang kompleksitas aspek aspek industri pariwisata di segala bidang, khusunya dalam era digital sekarang. Hal ini menjadikan saya menjadi lebih semangat dalam mempelajari ilmu pariwisata di kelas dan tentunya seminar ini adalah ilmu yang berarti bagi saya.

 

Ditulis oleh:    Weldy Limwirya – Student ID 2201782965, Tourism School, BINUS

Diedit oleh:     Indra Kusumawardhana.