Saat ini, Indonesia merupakan salah satu penyumbang sampah terbesar di laut. Bila dilihat secara global, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai penghasil sampah laut dunia (Jambeck ett al, 2015). Berdasarkan perkiraan awal menurut data lapangan yang disampaikan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), sampah laut di Indonesia berkisar di angka 0,27-0,59 juta ton per tahun. Kategori sampah laut nomor satu ditempati oleh plastik, diikuti oleh metal, kaca, karet, olahan kayu, kain, dan lainnya (NOAA Marine Debris Program 2013). Bila dilihat secara global, sampah plastik mendominasi permasalahan pencemaran di laut dengan angka 60-80% dari jumlah total (Debris Free Oceans, 2019). Seperti yang sudah diketahui, plastik memerlukan waktu 50-100 tahun untuk terurai. Hal ini tentunya dapat berdampak pada sektor ekonomi, pariwisata, dan juga dapat mengganggu kehidupan biota laut. Salah satu contoh kasus hewan yang terkena dampak sampah plastik adalah penyu. Saat diautopsi, di dalam tubuh penyu tersebut banyak sampah plastik. Penyu seringkali menganggap sampah-sampah plastik tersebut sebagai ubur-ubur yang merupakan salah satu makanannya. Hal ini disampaikan oleh Ketua Protection of Forest and Fauna (ProFauna) Indonesia, Rosek Nursahid. Selain sampah plastik, sampah di lautan juga dapat diakibatkan oleh kesalahan nelayan yang meninggalkan atau menjatuhkan peralatan ikannya. Contoh dari kasus ini adalah anjing laut yang terjerat jaring ikan nelayan di sebuah pantai di Irlandia.

4Ocean adalah perusahaan nirlaba yang didirikan di Florida yang menjual gelang, pakaian, dan barang lainnya yang sebagian besar terbuat dari bahan daur ulang. Perusahaan tersebut menggunakan sebagian keuntungannya untuk membuang satu pon sampah dari laut dan garis pantai untuk setiap gelang yang dijual dalam upaya menghilangkan sampah plastik yang ada di lautan. Sampah yang dikumpulkan oleh para pekerja perusahaan akan disortir kembali menjadi dua jenis, yaitu sampah yang dapat didaur ulang dan sampah yang tidak dapat didaur ulang. Sampah yang dapat didaur ulang akan dijadikan gelang yang nantinya akan dijual oleh perusahaan tersebut beserta pakaian dan barang dagang lainnya. Sampah yang tidak dapat didaur ulang akan dikirimkan ke Otoritas Limbah Padat atau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah untuk diubah menjadi energi yang dapat diperbaharui. Dana yang mereka dapatkan dari penjualan produk daur ulang kemudian didistribusikan untuk mendanai operasi pembersihan dan menyediakan peralatan pembersih laut dalam. Perusahaan ini telah mengembangkan operasi pembersihan di Indonesia, Haiti, Florida, dan Guatemala. Namun, lokasi perusahaan yang ada di Bali dan Haiti menyimpan sampah yang tidak dapat didaur ulang sambil mengevaluasi opsi pemrosesan. Hal itu menyebabkan sampah yang menumpuk di lokasi tersebut. Selain itu, masih banyak yang belum mengetahui tentang perusahaan tersebut dan barang yang mereka jual pun tidak begitu terkenal di kalangan masyarakat Indonesia.

Dikarenakan sekarang masih masa pandemi, para pekerja dari perusahaan 4Ocean tidak bisa begitu leluasa mengumpulkan sampah yang ada di garis pantai dan laut. Menurut penulis, setelah masa pandemi selesai, 4Ocean harus dikembangkan dari segi lingkup orang-orang yang terlibat dengan membuka kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengumpulkan sampah dari garis pantai dan laut. Masyarakat yang terlibat akan dibagi menjadi kelompok dan diberikan target untuk mengumpulkan sampah. Nantinya, proses tersebut akan berada dalam pengawasan perusahaan tersebut untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan dan kejujuran masyarakat. Jika mereka berhasil mencapai target paling pertama, mereka akan mendapatkan imbalan dari perusahaan tersebut. Imbalannya bisa berbentuk voucher, souvenir, acara makan malam bersama ataupun uang. Selain laut menjadi lebih bersih, kegiatan ini akan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan alam dan menumbuhkan sifat gotong royong.

Pihak perusahan 4Ocean sebagai pemilik sarana dan prasarana dapat memanfaatkan saran dari penulis untuk dijadikan salah satu program baru agar masyarakat bisa ikut berpartisipasi. Nantinya, keuntungan dapat diperoleh oleh pihak masyarakat dan perusahaan 4Ocean. Perusahaan dapat mengembangkan program kerja sedangkan kelompok masyarakat bisa mendapat keuntungan jika sudah mencapai target yang ditetapkan. Selain itu, perusahaan juga bisa mengembangkan operasi kebersihan lebih luas dari sebelumnya.

Selain pihak perusahaan 4Ocean, dinas pariwisata serta Kementerian Kelautan dan Perikanan juga dapat ikut mempromosikan program tersebut ke seluruh Indonesia, mendanai beberapa operasi pembersihan, dan membantu perusahaan untuk menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk membersihkan laut agar pihak perusahaan 4Ocean tidak terbebani oleh biaya yang dibutuhkan.

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) yang merupakan organisasi nirlaba non-pemerintah yang menaruh perhatian terhadap isu kelautan dan perikanan, dapat membantu menyebarluaskan informasi mengenai program baru tersebut kepada nelayan dan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil serta menyarankan atau mewajibkan mereka untuk berpartisipasi dalam program tersebut. Selain itu, mereka yang mengikuti program ini dapat memperoleh kesejahteraan hidup dan kelestarian alam sesuai dengan komitmen organisasi tersebut. KIARA juga bisa membantu dalam kebutuhan biaya yang perusahaan 4Ocean perlukan untuk operasi pembersihan laut dan peralatan yang dibutuhkan.

Strategi pertama yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menyebarluaskan terlebih dahulu mengenai program baru tersebut ke publik, terutama masyarakat yang berada di dekat pantai. Lalu, perusahaan akan membuka pendaftaran dan menentukan tanggal untuk melaksanakan program baru tersebut. Jika masyarakat sudah terdaftar, perusahaan akan membagi mereka ke beberapa kelompok yang didalamnya sudah ada pengawas. Setelah itu, tentukanlah target sampah yang harus dikumpulkan dan beri waktu beberapa jam untuk masyarakat mengumpulkannya. Siapapun yang paling pertama berhasil mencapai target tersebut mendapatkan keuntungannya.

 

Editor: HU