Merancang “Natural Heritage Trail” di Pulau Sumatera
Artikel ini ditulis oleh mahasiswa / Binusian 2025 Destinasi Pariwisata Semester Satu (Tahun Perkuliahan 2021/2022) untuk mata kuliah Indonesian Culture, History, and Heritage: Gabriella, Samuel Vincentlin, dan Shinichi Maruo, dan di-edit oleh dosen mata kuliah bersangkutan, Teguh Amor Patria. Artikel dibuat sebagai tugas untuk mata kuliah terkait dan tidak bersifat komersial.
Sumatera merupakan pulau keenam terbesar di dunia dan berada di Indonesia. Terdapat banyak keindahan alam di pulau ini. Pulau ini dipenuhi hutan dengan banyak flora dan fauna yang hanya dapat ditemukan di sini. Pelestarian flora dan fauna yang hampir punah dan langka membuat pemerintah menjaga wilayah konservasi di Pulau Sumatera dengan sangat ketat sehingga beberapa taman nasional di pulau ini dibangun. Melihat kondisi tersebut, kelompok kami memilih tema natural heritage di Pulau Sumatra. Tujuan kami adalah untuk memperkenalkan kepada calon wisatawan bahwa Indonesia memiliki pulau dengan flora dan fauna yang beragam.
Rafflesia Arnold di Camp Rhino, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
(sumber gambar: Balai Besar TN Bukit Barisan Selatan/Instagram: @bbtn_bukitbarisanselatan)
Destinasi terakhir adalah Taman Nasional Gunung Leuser di bagian barat Pulau Sumatera, yaitu Provinsi Aceh. Taman ini berjarak 754 km dari Taman Nasional Kerinci Seblat. Terdapat 92 spesies lokal yang terindentifikasi di Taman Nasional Gunung Leuser. Taman Nasional ini diselimuti hutan hujan tropis dengan berbagai mamalia, burung, reptil, ikan, dan berbagai jenis tanaman, salah satunya anggrek.
Calon segmen pasar wisatawan natural heritage di Sumatera adalah para peneliti yang datang untuk keperluan mencari data. Selain itu terdapat para pecinta alam yang ingin beraktivitas di alam terbuka, yang dapat menikmati keindahan alam di lokasi dengan medan yang menantang.