Artikel ini ditulis oleh mahasiswa / Binusian 2023 Destinasi Pariwisata Semester Lima (Tahun Perkuliahan 2021/2022) untuk mata kuliah Tourism Community Empowerment:  Enjelita Hariawang, Sendy Setiawan, Angeline Clara, Justin, Nanda Vista, dan di-edit oleh dosen mata kuliah bersangkutan, Teguh Amor Patria. Artikel dibuat sebagai tugas untuk mata kuliah terkait dan tidak bersifat komersial.

Keseruan perjalanan kami ke Taman Nasional Komodo berlangsung pada tanggal 1 November 2021 hingga 5 November 2021. Perjalanan tersebut bukan sekedar jalan-jalan biasa seperti yang terlihat di media sosial kami masing-masing, melainkan sebuah perjalanan pembelajaran atau yang disebut dengan fieldtrip. Setelah fieldtrip selesai, mahasiswa akan menulis laporan sebagai hasil dari observasi di destinasi wisata tujuan. Walaupun perjalanan tersebut dilengkapi dengan tugas, kami tidak pernah merasa terpaksa untuk mengikuti kegiatan ini karena kebersamaan antar mahasiswa jurusan pariwisata sangat dapat dirasakan pada saat kegiatan fieldtrip. Selain itu, rekan-rekan sejurusan, baik dosen maupun mahasiswa, dapat diajak bertukar pikiran dalam melakukan studi di lapangan, membuat perjalanan wisata ini lebih menarik dan tidak membosankan. Pada kesempatan kali ini, lokasi fieldtrip kami adalah Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, salah satu daerah yang sedang booming  karena berbagai atraksi wisata yang dimiliki ditambah banyaknya influencers saat ini yang mengunjungi dan melakukan promosi Labuan Bajo. Dalam artikel ini, kami akan berbagi pengalaman serta informasi yang kami dapatkan mengenai Taman Nasional Komodo dengan para pembaca sekalian.

Seluruh peserta filed trip (mahasiswa pariwisata BINUS) berpose di Pulau Komodo (foto milik kelompok, 2021)

Perjalanan yang kami lakukan dimulai pada pagi hari pukul 06.00 WITA di tanggal 4 November 2021. Awalnya kami berjalan dari hotel menuju ke pelabuhan Labuan Bajo untuk berkumpul dan naik kapal dengan tujuan pertama ke Pulau Padar, yang memakan waktu selama kurang lebih tiga jam. Setelah sampai di Pulau Padar, kami melakukan trekking di Bukit Padar untuk melihat bentangan pulau dan lautan yang indah. Setelah itu, kami berlayar ke pantai yang terkenal akan warna pasirnya yang cantik, yaitu Pink Beach, untuk berenang dan berfoto-foto cantik.

Di boat sebelum berangkat ke Taman Nasional Komodo (foto milik kelompok, 2021)

Setelah berkunjung ke Padar dan Pink Beach, pada pukul 2 WITA dan sampai pukul 3 WITA kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Komodo. Sesampainya di pulau Komodo kami melakukan briefing dengan tour guide atau ranger yang akan membawa setiap wisatawan yang datang berkeliling di Taman Nasional Komodo dan Melihat-lihat satwa di pulau ini, khususnya komodo (Varanaaus Komodonesis). Setelah kami berjalan sekitar 300-500 meter dari pintu masuk, kami melihat satu ekor komodo yang sedang beristirahat di dekat sebuah jembatan. Komodo tersebut terlihat sangat tenang. Akan tetapi, siapa sangka bahwa komodo tersebut dapat sangat membahayakan setiap orang yang mendekatinya. Sambil melihat komodo, ranger yang memandu perjalanan menjelaskan bagaimana komodo hidup di pulau tersebut, mulai dari berburu dan pola kehidupannya, serca pengelolaan Pulau Komodo, dan lain-lain. Komodo adalah spesies purba yang hampir punah, dengan jumlahnya yang tersisa 1.500 ekor. Bukan hanya komodo, wisatawan juga dapat melihat berbagai jenis burung dan hewan-hewan lainnya pada waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu, disarankan untuk mencari informasi terlebih dahulu sebelum mendatangi tempat ini. Hewan berukuran 2 – 3 meter dengan berat mencapai 165 kg ini hanya dapat ditemukan di Pulau Komodo. Oleh karena itu, tempat wisata ini banyak mengundang minat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, yang dapat membantu masyarakat meningkatkan perekonomian mereka.

Berpose di puncak Pulau Padar (foto milik kelompok, 2021)

Komodo yang kami temui dekat sebuah jembatan (foto milik kelompok, 2021)

Perjalanan di Taman Nasional Komodo pun usai setelah kami berwisata kurang lebih 1,5 jam di Pulau Komodo. Akhirnya kami kembali ke pelabuhan di Labuan Bajo  dengan menggunakan kapal yang sama. Akan tetapi, perjalanan pulang ini sedikit terhambat dan lebih lama dibanding ketika pergi. Hal tersebut karena terdapat arus air laut yang berlawanan dengan Sarah perginya kapal. Pada akhirnya, kami tiba sekitar pukul 9 WIT dan berjalan kaki ke hotel Flamingo (tempat kami tinggal) sekitar 5 menit.

Berpose secara aman dekat smekor Komodo (foto milik kelompok, 2021)

Tips untuk wisatawan yang ingin bepergian ke Labuan Bajo, khususnya Taman Nasional Komodo, hendaknya membawa uang tunai yang cukup, selalu menggunakan sunblock agar kulit tidak terbakar, terlebih untuk wisatawan yang tidak terbiasa dengan terik matahari. Selain itu disarankan untuk tidak jmembawa baju yang terlalu tebal dan menggunakan pakaian yang simple agar tidak kepanasan, membawa topi/kain, dan membawa tumbler/botol air pribadi agar tidak menambah sampah plastik di pulau tersebut dan kebutuhan khusus lainnya