Buat teman-teman yang bingung mengolah data kualitatif, artikel ini mungkin akan memberikan sedikit gambaran. So, apa yang harus dilakukan setelah melakukan wawancara dan mentranskrip hasil wawancara tersebut? Kita bisa melakukan coding! Apa itu?

Menurut (Charmaz, 2006) dalam (Yukhymenko et al., 2014), coding merupakan proses yang dilakukan ketika melakukan penelitian di mana data yang telah dikumpul kemudian dikategorisasikan dengan pengelompokkan atau dengan menyingkat nama. Lebih lanjut, menurut (Strauss & Corbin, 1990) dalam (Vollstedt & Rezat, 2019), terdapat tiga tahap coding yang digunakan untuk menghasilkan sebuah temuan yang sedang dicari, yaitu open coding, axial coding, dan selective coding.

Open coding merupakan metode awal dalam pengkodean. Menurut (Strauss & Corbin, 2007) dalam (Vollstedt & Rezat, 2019), open coding merupakan proses pembagian, menganalisis, membandingkan, mengkonseptualisasikan, serta mengkategorikan sebuah data. Kemudian axial coding, merupakan tahap kedua dalam proses pengkodean. Menurut (Charmaz, 2006) dalam (Yukhymenko et al., 2014), axial coding merupakan proses mengubungan kategori dengan subkategori, kemudian menyusun kembali data yang telah dikategorisasikan untuk mengaitkan pada analisis yang muncul. Selanjutnya, tahap ketiga dalam proses pengkodean, yaitu selective coding. Menurut (Strauss & Corbin, 2007) dalam (Vollstedt & Rezat, 2019), selective coding merupakan cara untuk mengubungkan kategori lain yang membutuhkan penyempurnaan dikemudian disusun menjadi suatu kalimat secara sistematis. Peran coding yang meliputi open coding, axial coding, dan selective coding sangat penting untuk mencapai tujuan dalam sebuah penelitian.

Semoga mencerahkan 🙂