Sebuah Catatan Perjalanan, Kampung Nunungongo Flores
Kampung Nunungongo di Desa Tengatiba terletak di Kabupaten Nagakeo, sebuah kabupaten yang ada di tengah Pulau Flores, sehingga disebut sebagai the heart of Flores. Kabupaten ini memiliki lebih dari 100 desa adat atau desa wisata, yang salah satunya kami datangi pada kesempatan Flores Expedition 2022 yang bernama Kampung Nunungongo.
Di kampung ini terdapat 12 rumah adat yang membentuk huruf U, 7 diantaranya ditempati oleh penduduk desa. Ketika memasuk kampung, di pintu masuk kampung, terdapat sebuah gerbang kayu bernama Atu, dimana wisatawan yang datang harus melewati gerbang ini dengan menggunakan kaki kanan terlebih dahulu. Di gerbang inilah akan diadakan ritual penyambutan bagi setiap wsiatawan yang datang. Ketua adat akan meminta ijin kepada leluhurnya bahwa ada tamu yang akan masuk ke dalam desa, membacakan doa dan permohonan dalam Bahasa lokal. Dalam ritual ini juga, tamunya akan diperciki dengan beras yang dianggap seperti air berkat. Di dekat gerbang ada sebuah pohon besar, yang memiliki buah yang biasa dimakan oleh warga sekitar. Konon katanya usianya sudah berumur ratusan tahun.
Masuk ke dalam kampungnya, kita akan melihat sebuah lapangan besar yang dikelilingi oleh rumah-rumah adat tersebut. Di lapangan ini, biasanya banyak anak-anak kecil yang bermain bola di sore hari. Salah satu yang paling menarik di desa ini adalah rumah adatnya, rumah adat di desa ini memiliki filosofi dan tingkatan. Setiap 7 tahun rumah-rumah adat yang ada di desa ini akan diperbaharui sehingga tingkatannya akan naik, tingkatan ini dibedakan oleh kualitas kayu dan tempat tidur yang ada di dalamnya. Semakin tua sebuah rumah maka akan semakin baik pula kualitas kayunya dan disimbolkan pada perempuan yang sudah memiliki anggota tubuh dan menggunakan baju yang lengkap, seperti pada rumah yang kami datangi. Pada tiap tahapan pembangunan juga pemilik rumah akan mengorbankan babi dewasa, rahangnya akan digantung di depan rumah. Hal ini juga akan menjadi tanda rumah adat tersebut sudah berapa tahun usianya.
Di rumah ini pun wisatawan bisa menginap, rumah adat pada umumnya dapat menampung 7 orang wisatawan. Selain menginap, kita bisa merasakan sensasi makan Bersama masyarakat lokal dengan menu kuliner khas kampung Nunungongo, seperti pisang kukus, terong dan jagung rebus, serta sambal kemiri.
Selain rumah adatnya, ada lagi satu tempat yang menarik di sekitar Kampung Nunungongo ini. Ini mungkin jadi satu hal yang menarik dari kampung-kampung adat yang ada di Kabupaten Nagekeo, yaitu di sekitar kampung adatnya ada padang sabana yang memiliki pemandangan luar biasa. Padang ini disebut Olaenga, ola artinya tempat enga artinya panggil, jadi ola enga adalah tempat memanggil orang yang ada di Kampung bawah. Karena tempatnya yang ada di ketinggian, maka pemandangan yang bisa dinikmati di sekitar Olaenga ini sangat indah.