Gunung Parang, Kerjasama yang Baik Antar Pemangku Jabatan
Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dalam industri pariwisata telah membuat pariwisata sebagai salah satu industri terbesar dalam pembangunan ekonomi yang paling baik di abad ke-21 dan telah membawa manfaat ekonomi yang besar bagi dunia. Menurut World Travel & Tourism Council (WTTC 2011), “Dari perspektif global, pariwisata dan perjalanan berkontribusi 10% dari PDB, 8% dari pekerjaan dan 12% dari investasi per tahun.” Di samping itu, pada tahun 2020, dunia organisasi pariwisata (WTO, 2008) memprediksi, jumlah wisatawan akan mencapai 1,6 miliar dan pariwisata akan menjadi lain industri utama yang mendorong dunia tumbuh ekonomi (Klasen, 2010).
Gunung Parang
Sebuah tempat wisata yang unik dan mungkin berbeda dengan tempat wisata lainnya.Tempat wisata ini memang di desain khusus untuk orang-orang yang menyukai dunia petualangan, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Liburan di sini tidak akan sama dengan liburan yang pernah dilakukan sebelumnya. Tempat ini untuk melihat lebih detail sesuatu yang berharga dan masih alami, ingin memiliki pengalaman berpetualang yang belum pernah dilakukan seumur hidup.
Badega Gunung Parang dimiliki dan di kelola oleh orang-orang kampung. Di sini akan dilayani secara kampungan dalam artian yang sesungguhnya. Berbagai aktifitas bisa dilakukan, mulai dariberburukulinerkampung, berkemah di alam terbuka, dari belajar menjadi petani sampai belajar panjat tebing.
Via Ferrata
Di Gunung Parang ada beberapa rute via ferrata yang di bagi berdasarkan ketinggian vertical untuk rute yang akan di lewati, yaitu ketinggian 100 meter, 300 meter, 500 meter.
Masing-masing ketinggian memiliki keunikan tersendiri dan sensasi petualangan yang berbeda. Biasanya semakin tinggi rute yang dilalui akan semakin menantang dan mendebarkan,namun jangan kuatir, anda akan selalu di pandu oleh para Guide yang berpengalaman di GunungParang.
Jika masih baru dan ingin mencoba sensasi Via Ferrata, anda disarankan untuk mencoba rute 100M, disini anda akan belajar mengatasi rasa takut dan gamang, namun tetap aman dalam berbagai kondisi yang dikuatirkan.
Namun, jika anda ingin merasakan sesuatu yang berbeda, anda dapat mencoba rute 300M, dimana anda mendapatkan sensasi ketinggian dan menikmati keindahan alam Purwakarta dari ketinggian. Mencoba rute 500M, sebuahrute Via Ferrata tertinggi saatini di Indonesia, bahkan Asia.
Anda akan mencapai puncak Gunung Parang melalui rute Via Ferrata dan kembali turun melalui jalur trekking melewati hutan Gunung Parang yang mempesona.
Tyrolean
Petualangan anda di Gunung Parang, tidak akan lengkap jika tidak melewati Tyrolean, sebuah jembatan kawat baja yang melintang dari Puncak ke Puncak di GunungParang.
Ini adalah petualangan seru yang pertama ada di Indonesia di ketinggian 900 meter dari atas tanah.
Dan menjadi medan simulasi jika anda ingin berpetualang di pegunungan salju di seluruh dunia, seperti Himalaya, Alpen, ataupun Patagonia dan di Indonesia hanya ada di Carstenz Pyramid.
Panjang jembatan kawat baja ini membentang dari Tower 1 ke Tower 2 sejauh 60 meter, dan dari Tower 2 ke Tower 3 sejauh 100 meter. Di atas Tyrolean anda juga bisa menikmati Hammocking di ketinggian 900 meter, dan merupakan tempat bermain hammock tertinggi di Indonesia.
Sistim Kerjasama yang Baik
Badega Gunung Parang merupakan sebuah percontohan objek wisata yang mengedepankan adanya kerjasa yang baik antara pemangku jabatan, sisitim pengeloalan dan kerja sama yang diterapkan oleh objek wisata gunung parang sangat mendukung program pariwisata pemerintah, terutama program inclusive tourism, yang berarti pariwisata yang melibatkan penduduk sekitar objek pariwisata.
Pengaruh antikemiskinan pariwisata tergantung pada kemampuan pengembangan diri di daerah miskin di jangkauan yang lebih luas dan pada tingkat yang lebih tinggi (Ali & Zhuang, 2007, pp.10- 13)
Oleh karena itu dampak ekonomi pariwisata ini merupakan pertimbangan penting dalam negara, perencanaan daerah dan masyarakat dan pembangunan ekonomi. dampak ekonomi juga faktor penting dalam pemasaran dan manajemen keputusan. Oleh karena itu masyarakat perlu memahami kepentingan relatif dari pariwisata untuk wilayah mereka, termasuk kontribusi pariwisata terhadap kegiatan ekonomi di daerah (Stynes, 1997).
Pihak-pihak tersebut adalah: pemerintah pusat yang diwakilikan oleh Perhutani; pemerintah daerah yang diwakilkan oleh Bupati Purwakarta; operator pengelola panjat tebing yang diwakilkan oleh Bapak Wawan Lukman Hidayat, dimana beliau ini juga adalah orang yang ahli dalam panjat tebing; penduduk sekitar, yang diwakilkan oleh Bapak H. Jajajng, beliau adalah pemilik lahan di luar area kepemilikan Perhutani; dan tentunya penduduk sekitar yang menjadi operator dan rekan kerja operasional objek wisata Gunung Parang.
Perhutani
Gunung parang dengan luas keliling 17 KM di miliki oleh Perhutani, sebuah BUMN yang mengelola hutan-hutan yang ada di Indonesia. Perhutani sendiri membagi zona-zona pemanfaatan di hutan-hutan milik mereka, Gunung Parang mereka izinkan dimasukkan dalam zona pemanfaatan wisata, untuk pemanfaatan wisata ini, pihak perhutani memberikan izin pengelolaan kepada penduduk sekitar.
Pemilik lahan di luar lahan Perhutani
Kepemilikan oleh Perhutani hanya sebatas Gunung Parang itu sendiri dan tanah dengan radius 200 M dari kaki bukit, selebihnya tanah yang ada di luar kawasan mereka di miliki oleh masyarakat sekitar, salah satunya adalah Bapak H. Jajajang. Dengan musyawarah dengan melibatkan semua pihak terkait, di dapat suatu keputusan untuk menggunakan lahan Bapapak H. Jajajang, dengan sistim bagi hasil, yaitu 40% penghasilan untuk Bapak H. Jajang dan 60% penghasilan untuk pihak pengelola, yaitu Bapak Wawan Lukman Hidayat dan pemuda-pemuda sekitar. Di lahan milik Bapak H. Jajajang di dirikan berbagai failitas penunjang kegiatan wisata panjang tebing.
Operator Objek Wisata
Aktifitas wisata Utama Gunung Parang adalah kegitan wisata petualang, yaitu panjat tebing, dengan segala turunan kegiatannya, tentu saja, pngelolaan ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar mengerti akan panjat tebing, Wawan lukman Hidayat adalah orang yang telah lama berkecimpung di dunia ini, khususnya di daerah Gunung Parang, beliau sangat mengerti karakteristik Gunung Parang, di samping itu memiliki kemampuan menjual objek wisata ini. Maka beliau di tunjuk oleh penduduk setempat sebagai kepala pengelola objek wisata ini.
Pemda Kabupaten Purwakarta
Pemerintah daerah juga mengambil peran dengan memberikan bantuan pembangunan fasilitas wisata, yaitu berupa pembangunan penginapan, saung istirahat, kolam pemancingan, ruang pertemuan dan akses menuju kaki Gunung Parang, pemerintah Kabupaten Purwakarta melalui Bupati H. Dedi Mulyadi telah menggelontorkan dana sebesar 500 juta rupiah. Bupati berharap Gunung Parang akan menjadi idola wisata panjat tebing berkelas dunia, dengan demikian dapat mengangkat nama Purwakarta ke kancah dunia, sekaligus menjadi penggerak perekonomian rakyat sekitar.
Penduduk
Peran serta penduduk sekitar Gunung Parang menjadi sangat vital, seluruh rekan kerja operator objek wisata ini 100% adalah penduduk sekitar, mereka bekerja sebagai guide, yang tentu saja telah di latih dengan baik, sampai pada pekerja-pekerja lainnya, seperti penjaga kantin, kebersihan dan lain sebagainya. Penduduk tidak dikategorikan sebagai pekerja, namun sebagai pemilik, karena sisitim yang dipakai adalah sistim bagi hasil atas keuntungan yang di dapat.
Comments :